Salah satu Majelis Penasihat Organisasi dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Pendeta Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE, M.Th, menyoroti aksi dukungan terbuka para pendeta kepada salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden dan melibatkan jemaat di bawah naungannya. Menurut Rudy, langkah rekan-rekan sejawatnya tersebut adalah sikap yang tidak dibenarkan.
"Saya bolak balik bilang, kita hamba Tuhan tidak boleh mewakili umat untuk menentukan salah satu pilihan, yang bisa dilakukan adalah memberi petunjuk sesuai ajaran Alkitab bagaimana memilih pemimpin yang benar, kemudian memotivasi jemaat untuk melaksanakan hak pilihnya, jangan sampai hak itu tidak digunakan," ujar Rudy seperti dikutip seruu,com, Jumat (4/7/2014).
Lebih jauh, ia bahkan menilai banyak dari para pendeta yang memberikan dukungan terbuka sambil ikut serta mengajak jemaat, motivasi mereka adalah adanya uang besar di belakang mereka.
"Ini adalah kesalahan, mendukung karena ada uang dibelakangnya, apalagi mengatasnamakan organisasi, ini pemaksaan terhadap jemaat namanya. Bisa dikatakan klaim bahkan, kalau atas nama organisasi kemudian ada salah satu gereja yang protes dan meramaikan ini maka akibatnya jelas, umat bisa terbelah. Statement kita sebagai pendeta itu seharusnya menjaga kawanan bukan merusak, jadi bukannya kita memecah kawanan atau menghancurkan kawanan, seharusnya justru melindungi dan menjaga kawanan ini dari perpecahan, apalagi hanya karena persoalan politik," pungkasnya.
Berpartisipasi dalam politik adalah hak seluruh warga negara Indonesia termasuk juga pendeta. Namun, kalau pun memang ia mendukung kandidat tertentu, biarlah itu menjadi pilihan pribadi, tanpa harus melibatkan para jemaat atau orang-orang di bawah bimbingan/pimpinannya.
Baca juga:
Pendeta Gereja Presbyterian Diizinkan Memberkati Pernikahan Sejenis
Broken Vessels (Amazing Grace), Lagu Hillsong Dengan Sentuhan Baru
Thread Forum JC: Nobar Piala Dunia 2014
Batasan-batasan Orangtua Lakukan PDA di Depan Anak
Sumber : seruu.com / budhianto marpaung